Menapaki Perjuangan : I Gusti Ngurah Rai
Menapaki Perjuangan :
I Gusti Ngurah Rai
Hai sobat, berjumpa
kembali dengan saya :)) Kali ini saya akan membahas tentang salah seorang
pahlawan pejuang kemerdekaan Indonesia, yaitu I Gusti Ngurah Rai. Tau gak orangnya yang mana? Itu lho yang ada di
uang lima puluh ribuan. Haha ternyata I Gusti Ngurah Rai ini sering kita liat
kan sobat?
Nah, I Gusti Ngurah Rai
ini merupakan pahlawan Bali yang gugur di medan perang untuk mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. jadi ceritanya dulu terjadi perang di Bali, perang ini
dijuluki perang sampai habis atau puputan dan akhirnya perang inilah yang
mengakhiri hidup Ngurah Rai. Ini yang kemudian dicatat sebagai peristiwa
Puputan Margarana. Malam itu pada 20 November 1946 di Marga adalah sejarah
penting perjuangan rakyat Indonesia melawan kolonial Belanda sobat.
3 tahun yang lalu,
tepatnya saat saya kelas 8 SMP, sekolah saya mengadakan fieldtrip ke Bali. Di
Bali, saya mengunjungi museum dan monumen, bernama Monumen Perjuangan Rakyat
Bali Bajra Sandhi dan Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana. Nah, Disana
ada sebuah tugu segi lima dibangun di tengah areal monumen. Di sisi depan tugu juga
ada foto I Gusti Ngurah Rai lho.
Museumnya lumayan luas
sobat, ada taman-tamannya juga dan museum ini tak hanya merekam jaman
perjuangan kemerdekaan saja, tapi juga jaman pra sejarah dan kehidupan orang
Bali juga sobat. Ada juga diorama yang memperlihatkan babak-babak penting sejarah
Bali. Di sana, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya digambarkan sedang menyusun
taktik ketika perang Puputan Margarana. Keren sobat! Beri salut untuk I Gusti
Ngurah Rai!
Selanjutnya, saya sertakan
juga biografi I Gusti Ngurah Rai untuk menambah wawasan kita, silahkan disimak
:D
Profil
I Gusti Ngurah Rai
Nama : I
Gusti Ngurah Rai
Lahir :
Petang, Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda | 30 Januari 1917
Meninggal :
Marga, Tabanan, Bali | 20 November 1946 (umur 29)
Makam : Taman
Makam Pahlawan Margarana Bali
Agama :
Hindu
Zodiac :
Aquarius
Warga Negara :
Indonesia
Biografi
I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai, adalah
pahlawan nasional dari daerah Bali. Terkenal dengan gagasan perangnya yakni Puputan Margarana yang berarti perang
secara habis-habisan di daerah Margarana (Kecamatan di pelosok Kabupaten
Tabanan, Bali). Memiliki darah pejuang dengan tanah kelahiran Badung, Bali pada
30 Januari 1917. Ia merupakan anak camat yang bernama I Gusti Ngurah Palung.
Hal ini pula yang menjadikan ia berkesempatan untuk bersekolah formal di Holands Inlandse School (HIS).
Biografi I Gusti Ngurah
Rai diawali dengan perjalanan pendidikannya di masa kecil. I Gusti Ngurah Rai
memilih untuk mengawali pendidikan formalnya di Holands Inlandse School di
Bali. Setelah tamat dari HIS ia
melanjutkan ke MULO (setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) di Malang.
Selanjutnya ia memperdalam ilmu kemiliterannya di Prayodha Bali, Gianyar
dilanjutkan pendidikan di Corps Opleiding Voor Reserve Officieren (CORO) di
Magelang dan pendidikan Arteri Malang. Berkat pendidikan militer yang banyak
serta kecerdasan yang ia miliki, ia sempat menjadi intel sekutu di daerah Bali
dan Lombok.
Biografi I Gusti Ngurah
Rai berlanjut pada masa perjuangan melawan
penjajah colonial. Setelah pemerintahan Indonesia merdeka, I Gusti Ngurah Rai
membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Sunda Kecil dan di Bali dan memiliki
pasukan bernama Ciung Wanara. Pasukan ini dibentuk untuk membela tanah air guna
melawan penjajah di daerah Bali. Sebagai
seorang Komandan TKR di Sunda Kecil dan, ia merasa perlu untuk melakukan
konsolidasi ke Yogyakarta yang menjadi markas TKR pusat. Sampai di Yogyakarta I
GUsti Ngurah Rai dilantik menjadi komandan Resimen Sunda Kecil berpangkat Letnan
Kolonel. Sekembalinya dari Yogyakarta dengan persenjataan, I Gusti Ngurai Rai
mendapati Bali telah dikuasai oleh Belanda dengan mempengaruhi raja-raja Bali.
Biografi I Gusti Ngurah
Rai berlanjut dengan meletusnya perang di Bali. Setelah kepulangannya dari
Yogyakarta Ia mendapati pasukan Belanda dengan 2000 pasukan dan persenjataan
lengkap dan pesawat terbang siap untuk menyerang I Gusti Ngurah Rai dengan
pasukan kecilnya. Bersama dengan pasukan Ciung Wanaranya, I Ngurah Rai berhasil
memukul mundur pasukan Belanda pada saat itu pada tanggal 18 November 1946.
Namun hal ini justru membuat pihak Belanda menyiapkan bala tentara yang lebih
banyak dari Pulau Jawa, Madura dan Lombok untuk membalas kekalahannya.
Pertahanan I Gusti Ngurah Rai berhasil dipukul mundur dan hingga akhirnya
tersisa pertahanan Ciung Wanara terakhir di desa Margarana. Kekuatan terakhir
ini pun dipukul mundur lantaran seluruhnya pasukannya jatuh ke dasar jurang.
Hal ini pulalah yang diabadikan dengan istilah puputan Margarana (perang habis-habisan
di daerah Margarana) pada tanggal 20 November 1946.
Berkat usaha yang gigih
memperjuangkan Bali untuk masuk menjadi kekuasaan Indonesia (sesuai kesepakatan
Linggarjati hanya Sumatra, Jawa, dan Madura yang masuk kekuasaan Indonesia)
Ngurah Rai mendapat gelar Bintang Mahaputra dan
dan kenaikan pangkat menjadi
Brigjen TNI (Anumerta). Ia meninggal pada usia 29 tahun dan memperoleh gelar
pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus
1975. Namanya pun diabadikan menjadi nama Bandara di kota Bali.
Pendidikan I Gusti Ngurah
Rai
·
HIS, Denpasar
·
MULO, Malang
·
Prayodha Bali,
Gianyar, Bali
·
Corps Opleiding
Voor Reserve Officieren (CORO), Magelang
·
Pendidikan
Artileri, Malang
Karir I Gusti Ngurah
Rai
·
Brigjen TNI
(anumerta)
·
Letnan Kolonel
·
Letnan II
Penghargaan I Gusti Ngurah
Rai
·
Bintang Mahaputra
·
Pahlawan Nasional
berdasarkan SK Presiden RI no 63/TK/1975 tanggal 9 Agustus 1975
Makam I Gusti Ngurah Rai
Sumber:
http://profil.merdeka.com/indonesia/i/i-gusti-ngurah-rai/
0 comments: