What's That? Kamikaze?
Kamikaze
Pasukan Bunuh Diri
Jepang
Hai sobat, bertemu lagi dengan saya,
hehehe. Kali ini saya masih mau ngejelasin sejarah nih, jangan bosen-bosen yak!
Topiknya adalah… jejengg
KAMIKAZE
Ada yang tau kamikaze itu apa? Yang tau
angkat tangannya! Huu ga ada yang tau ya? Haha oke tenang aje saya jelasin dah,
jadi kamikaze itu memiliki arti devine
god yang secara harafiah berarti "angin dewa". Yak! Itu adalah
sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda
yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun
1281. Di Jepang sendiri, skuadron udara bunuh diri kamikaze disebut Shinpu Tokubetsu Kogeki Tai.
Ide melakukan kamikaze dicetuskan oleh Vice Admiral
Kimpei Teraoka (Kepala Staf Komandan Angkatan Laut Jepang di Filipina), dan
direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi, yang kemudian dikenal sebagai
Bapak Kamikaze.
Nah, kamikaze inilah yang disebut-sebut sebagai
penerbang berani mati alias pasukan bunuh diri, hii ngeri. Yaa memang pantas
dibilang tidak manusiawi. Soalnya, pada taktik ini prajurit melakukan tindakan
bunuh diri untuk menghancurkan musuh, seperti dengan menabrakkan pesawat tempur
ke kapal-kapal musuh. Taktik perang ini sangat terkenal dan menjadi populer
lhoo di seluruh dunia terutama pada perang Asia Pasifik, saat Jepang bertarung
melawan Amerika pada Perang Dunia II.
Dan hebatnya, fakta menunjukkan bahwa dalam Perang
Dunia II, diperkirakan sekitar 2.550 penerbangan serangan kamikaze dilakukan
dari 25 Oktober 1944 sampai berakhirnya perang, 15 Agustus 1945. Banyak banget
kan? Berarti banyak yang mati juga dong?! Huuu ><
Sebanyak 363 serangan kamikaze mengenai sasaran, atau
nyaris mengenai, tetapi tetap menimbulkan kerusakan pada kapal-kapal yang
diserang. Di antara serangan-serangan itu, tidak kurang 71 kapal Sekutu
tenggelam ke dasar laut, atau hancur, dan tak mungkin diperbaiki lagi. Lebih
dari 6.600 personel Sekutu juga dilaporkan terbunuh akibat serangan kamikaze.
Set dahh.. kebayang gak sobat? Gimana ya “orang-orang nekat” itu beraksi? berikut
ini beberapa cuplikannya.
Salah satu cara kamikaze menjalankan aksinya adalah
dengan menubrukkan pesawat langsung ke
sasaran. Cukup sederhana sebenarnya sobat. Mereka cukup menjatuhkan pesawat
bersama dirinya ke kapal-kapal miliki Sekutu. Kapal ini biasanya sudah berisi
banyak sekali bahan peledak, torpedo, dan bahan yang mudah terbakar. Saat ada
kapal milik sekutu melintas sekawanan Kamikaze akan melakukan manuver turun dan
menubruk kapal begitu saja.
Dari 3.860 Kamikaze yang melakukan serangan degan
tiba-tiba. Sekitar 19% di antaranya berhasil mengenai sasaran dengan akurat.
Selebihnya kapal akan mengenai permukaan laut dan meledak di sana. Selama misi
dijalankan, setidaknya ada 34 kapal besar hancur dan membunuh 4.900 pelaut
milik sekutu.
Dan tau tidak sobat ternyata relawan kamikaze sebagian besar anak muda! Percaya atau tidak,
sebagian besar relawan sebagai pasukan berani mati ini adalah anak muda yang
berusia 17-24 tahun. Mereka dengan sukarela masuk ke dalam tim bunuh diri ini
meski usianya masih muda. Kecintaannya kepada negara membuat para relawan tak
memedulikan nasibnya ke depan. Yang mereka tahu adalah bagaimana caranya bisa
bertarung dengan baik. Selain karena keloyalan pada negara. Pihak Imperial
Jepang juga menjanjikan bahwa korban yang mati saat perang akan diberi tempat
yang baik di akhirat. Semua orang diberkati dan dijamin untuk masuk surga. Di
situasi perang yang sangat genting, semua orang tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan mendapatkan surga daripada hidup menderita. Nah lho
Pilot-pilot yang menerbangkan pesawat kamikaze
menyadari untuk menjadi kamikaze, mereka harus menjalani latihan tempur yang berat dan di bawah tekanan. Ga kebayang kan
susahnya? Begitu masuk menjadi sukarelawan, semua anggota Kamikaze akan
dihadapkan pada latihan yang teramat berat. Mereka harus bisa hidup dengan
beberapa prinsip yang antara lain terdiri dari: memberikan loyalitas tinggi dan
harus mau mati tanpa terkecuali. Pasukan yang dilatih harus mau melakukan apa
saja termasuk tidak bertemu dengan keluarga.
Jika seorang Kamikaze enggan melakukan tugasnya dengan
baik. Dalam artian tidak mampu bunuh diri dengan menabrakkan dirinya dengan
pesawat ke kapal musuh, keluarga akan dibantai. Ya, keluarga Kamikaze dijadikan
segan sandera agar para pasukan tidak memiliki pilihan selain mati dengan
jaminan masuk surga.
Serangan kamikaze juga telah membuat Amerika keok lho
sobat!
Serangan Kamikaze terbesar terjadi saat terjadi perang
di Okinawa April-Juni 1945. Pada misi mengerikan ini setidaknya 1.900 Kamikaze
melakukan serangan habis-habisan dengan menyasar kapal-kapal milik Amerika dan
sekutu yang melakukan patroli atau sedang parkir di lautan Okinawa untuk
menyusun strategi sebelum akhirnya menyerang Jepang di wilayah daratan utama.
Dalam misi yang terjadi selama 3 bulan ini. Sebanyak 30 kapal milik sekutu
akhirnya ambruk dan mengakibatkan ribuan tentara mati. Serangan besar-besaran
ini membuat Sekutu semakin kesal hingga akhirnya serangan balik dilakukan
hingga Jepang menyatakan kalah di Agustus 1945. Hiroshima dan Nagasaki yang
dibom sekutu membuat Jepang mengakui kekuatan hebat sekutu.
Tapi ada satu nih yang membingungkan kita semua. Jika
kita cermati, aksi-aksi di atas jelas aksi bunuh diri, dalam arti pilot-pilot
yang menerbangkan pesawat kamikaze menyadari sepenuhnya bahwa mereka akan mati.
Terbukti pesawat-pesawat itu menerjang dan menabrakkan diri ke sasaran tanpa
ragu. Pertanyaannya, kenapa pilot-pilot yang jelas akan mati itu harus
repot-repot mengenakan helm, toh akhirnya juga akan mati?
Kita menanyakan helm-helm yang ada di kepala pilot
kamikaze, karena selama ini diberitahu bahwa helm adalah sarana pengamanan,
untuk menghindarkan luka pada kepala jika terjadi kecelakaan. Jadi, mengapa
pilot kamikaze mengenakan helm?
Pesawat tempur yang digunakan dalam Perang Dunia II
sebagian besar memiliki kokpit terbuka. Karena itu, penutup kepala atau helm
lebih berfungsi untuk melindungi pilot dari hujan dan angin. Beberapa pesawat
tempur memang ada yang memiliki kokpit tertutup, namun sering kali pesawat itu
lepas landas dan mendarat dengan kokpit terbuka, dengan tujuan untuk memudahkan
melarikan diri jika sesuatu terjadi. Pada masa itu, pendaratan dan lepas landas
masih menjadi bagian paling berbahaya dalam penerbangan.
Selain itu, pilot-pilot kamikaze mengenakan helm karena
mereka menggunakan radio earphone yang dibutuhkan dalam kemiliteran. Karenanya,
helm bagi pilot kamikaze lebih berfungsi untuk membantu menyelesaikan
pekerjaan, bukan untuk bertahan atau sebagai pengamanan.
Omong-omong, mempertanyakan helm di kepala pilot
kamikaze tak jauh beda dengan mempertanyakan jarum suntik yang disterilisasi
untuk orang yang akan dihukum suntikan mati. Jika seseorang dihukum mati dengan
suntikan, kenapa jarum suntiknya harus disterilisasi dulu, toh pada akhirnya si
terhukum tetap akan mati? Haha
Cukup mencengangkan bukan? Keberadaan mereka saat
perang dunia II membuat Jepang semakin ditakuti. Meski demikian, Jepang
akhirnya kalah sebelum pasukan ini benar-benar membuat Amerika keok hingga ke
akar-akarnya. Anyway, Indonesia punya pasukan berani mati enggak ya?
Nih
ada komentar seorang pelaut Inggris yang ikut bertempur di Pasifik :
" I remember thinking, I’ve been
through the Blitz; we’ve had bombs, we’ve had incendiaries, we’ve had landmines
thrown at us, but it’s the first time I’ve had the bloody plane thrown at me as
well. You feel that it’s aimed at you, especially when he looks around and you
think: can he see me? "
"Saya
ingat pernah berpikir, saya sudah mengalami London Blitz; kami dihujani dengan
bom, dengan bom bakar, dan ranjau darat dari pesawat. Tetapi ini pertama
kalinya saya mengalami pesawat dihujamkan langsung ke arah saya. Anda akan
merasa pesawat itu mengincar Anda, terutama apabila pilotnya melihat sekeliling
dan Anda berpikir: "dapatkah dia melihat saya?"
Sekian
0 comments: