What's That? Kamikaze?

2:54 AM Unknown 0 Comments


Kamikaze
Pasukan Bunuh Diri Jepang


        Hai sobat, bertemu lagi dengan saya, hehehe. Kali ini saya masih mau ngejelasin sejarah nih, jangan bosen-bosen yak! Topiknya adalah… jejengg

KAMIKAZE

        Ada yang tau kamikaze itu apa? Yang tau angkat tangannya! Huu ga ada yang tau ya? Haha oke tenang aje saya jelasin dah, jadi kamikaze itu memiliki arti devine god yang secara harafiah berarti "angin dewa". Yak! Itu adalah sebuah istilah bahasa Jepang yang berasal dari nama angin topan dalam legenda yang disebut-sebut telah menyelamatkan Jepang dari invasi Mongol pada tahun 1281. Di Jepang sendiri, skuadron udara bunuh diri kamikaze disebut Shinpu Tokubetsu Kogeki Tai.

Ide melakukan kamikaze dicetuskan oleh Vice Admiral Kimpei Teraoka (Kepala Staf Komandan Angkatan Laut Jepang di Filipina), dan direalisasikan oleh Vice Admiral Takejiro Onishi, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Kamikaze.

Nah, kamikaze inilah yang disebut-sebut sebagai penerbang berani mati alias pasukan bunuh diri, hii ngeri. Yaa memang pantas dibilang tidak manusiawi. Soalnya, pada taktik ini prajurit melakukan tindakan bunuh diri untuk menghancurkan musuh, seperti dengan menabrakkan pesawat tempur ke kapal-kapal musuh. Taktik perang ini sangat terkenal dan menjadi populer lhoo di seluruh dunia terutama pada perang Asia Pasifik, saat Jepang bertarung melawan Amerika pada Perang Dunia II.

Dan hebatnya, fakta menunjukkan bahwa dalam Perang Dunia II, diperkirakan sekitar 2.550 penerbangan serangan kamikaze dilakukan dari 25 Oktober 1944 sampai berakhirnya perang, 15 Agustus 1945. Banyak banget kan? Berarti banyak yang mati juga dong?! Huuu ><

Sebanyak 363 serangan kamikaze mengenai sasaran, atau nyaris mengenai, tetapi tetap menimbulkan kerusakan pada kapal-kapal yang diserang. Di antara serangan-serangan itu, tidak kurang 71 kapal Sekutu tenggelam ke dasar laut, atau hancur, dan tak mungkin diperbaiki lagi. Lebih dari 6.600 personel Sekutu juga dilaporkan terbunuh akibat serangan kamikaze. Set dahh.. kebayang gak sobat? Gimana ya “orang-orang nekat” itu beraksi? berikut ini beberapa cuplikannya.

Salah satu cara kamikaze menjalankan aksinya adalah dengan menubrukkan pesawat langsung ke sasaran. Cukup sederhana sebenarnya sobat. Mereka cukup menjatuhkan pesawat bersama dirinya ke kapal-kapal miliki Sekutu. Kapal ini biasanya sudah berisi banyak sekali bahan peledak, torpedo, dan bahan yang mudah terbakar. Saat ada kapal milik sekutu melintas sekawanan Kamikaze akan melakukan manuver turun dan menubruk kapal begitu saja.

Dari 3.860 Kamikaze yang melakukan serangan degan tiba-tiba. Sekitar 19% di antaranya berhasil mengenai sasaran dengan akurat. Selebihnya kapal akan mengenai permukaan laut dan meledak di sana. Selama misi dijalankan, setidaknya ada 34 kapal besar hancur dan membunuh 4.900 pelaut milik sekutu.

Dan tau tidak sobat ternyata relawan kamikaze sebagian besar anak muda! Percaya atau tidak, sebagian besar relawan sebagai pasukan berani mati ini adalah anak muda yang berusia 17-24 tahun. Mereka dengan sukarela masuk ke dalam tim bunuh diri ini meski usianya masih muda. Kecintaannya kepada negara membuat para relawan tak memedulikan nasibnya ke depan. Yang mereka tahu adalah bagaimana caranya bisa bertarung dengan baik. Selain karena keloyalan pada negara. Pihak Imperial Jepang juga menjanjikan bahwa korban yang mati saat perang akan diberi tempat yang baik di akhirat. Semua orang diberkati dan dijamin untuk masuk surga. Di situasi perang yang sangat genting, semua orang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan surga daripada hidup menderita. Nah lho

Pilot-pilot yang menerbangkan pesawat kamikaze menyadari untuk menjadi kamikaze, mereka harus menjalani latihan tempur yang berat dan di bawah tekanan. Ga kebayang kan susahnya? Begitu masuk menjadi sukarelawan, semua anggota Kamikaze akan dihadapkan pada latihan yang teramat berat. Mereka harus bisa hidup dengan beberapa prinsip yang antara lain terdiri dari: memberikan loyalitas tinggi dan harus mau mati tanpa terkecuali. Pasukan yang dilatih harus mau melakukan apa saja termasuk tidak bertemu dengan keluarga.

Jika seorang Kamikaze enggan melakukan tugasnya dengan baik. Dalam artian tidak mampu bunuh diri dengan menabrakkan dirinya dengan pesawat ke kapal musuh, keluarga akan dibantai. Ya, keluarga Kamikaze dijadikan segan sandera agar para pasukan tidak memiliki pilihan selain mati dengan jaminan masuk surga.

Serangan kamikaze juga telah membuat Amerika keok lho sobat!

Serangan Kamikaze terbesar terjadi saat terjadi perang di Okinawa April-Juni 1945. Pada misi mengerikan ini setidaknya 1.900 Kamikaze melakukan serangan habis-habisan dengan menyasar kapal-kapal milik Amerika dan sekutu yang melakukan patroli atau sedang parkir di lautan Okinawa untuk menyusun strategi sebelum akhirnya menyerang Jepang di wilayah daratan utama. Dalam misi yang terjadi selama 3 bulan ini. Sebanyak 30 kapal milik sekutu akhirnya ambruk dan mengakibatkan ribuan tentara mati. Serangan besar-besaran ini membuat Sekutu semakin kesal hingga akhirnya serangan balik dilakukan hingga Jepang menyatakan kalah di Agustus 1945. Hiroshima dan Nagasaki yang dibom sekutu membuat Jepang mengakui kekuatan hebat sekutu.

Tapi ada satu nih yang membingungkan kita semua. Jika kita cermati, aksi-aksi di atas jelas aksi bunuh diri, dalam arti pilot-pilot yang menerbangkan pesawat kamikaze menyadari sepenuhnya bahwa mereka akan mati. Terbukti pesawat-pesawat itu menerjang dan menabrakkan diri ke sasaran tanpa ragu. Pertanyaannya, kenapa pilot-pilot yang jelas akan mati itu harus repot-repot mengenakan helm, toh akhirnya juga akan mati?

Kita menanyakan helm-helm yang ada di kepala pilot kamikaze, karena selama ini diberitahu bahwa helm adalah sarana pengamanan, untuk menghindarkan luka pada kepala jika terjadi kecelakaan. Jadi, mengapa pilot kamikaze mengenakan helm?

Pesawat tempur yang digunakan dalam Perang Dunia II sebagian besar memiliki kokpit terbuka. Karena itu, penutup kepala atau helm lebih berfungsi untuk melindungi pilot dari hujan dan angin. Beberapa pesawat tempur memang ada yang memiliki kokpit tertutup, namun sering kali pesawat itu lepas landas dan mendarat dengan kokpit terbuka, dengan tujuan untuk memudahkan melarikan diri jika sesuatu terjadi. Pada masa itu, pendaratan dan lepas landas masih menjadi bagian paling berbahaya dalam penerbangan.

Selain itu, pilot-pilot kamikaze mengenakan helm karena mereka menggunakan radio earphone yang dibutuhkan dalam kemiliteran. Karenanya, helm bagi pilot kamikaze lebih berfungsi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan, bukan untuk bertahan atau sebagai pengamanan.

Omong-omong, mempertanyakan helm di kepala pilot kamikaze tak jauh beda dengan mempertanyakan jarum suntik yang disterilisasi untuk orang yang akan dihukum suntikan mati. Jika seseorang dihukum mati dengan suntikan, kenapa jarum suntiknya harus disterilisasi dulu, toh pada akhirnya si terhukum tetap akan mati? Haha

Cukup mencengangkan bukan? Keberadaan mereka saat perang dunia II membuat Jepang semakin ditakuti. Meski demikian, Jepang akhirnya kalah sebelum pasukan ini benar-benar membuat Amerika keok hingga ke akar-akarnya. Anyway, Indonesia punya pasukan berani mati enggak ya?

Nih ada komentar seorang pelaut Inggris yang ikut bertempur di Pasifik :
" I remember thinking, I’ve been through the Blitz; we’ve had bombs, we’ve had incendiaries, we’ve had landmines thrown at us, but it’s the first time I’ve had the bloody plane thrown at me as well. You feel that it’s aimed at you, especially when he looks around and you think: can he see me? "
"Saya ingat pernah berpikir, saya sudah mengalami London Blitz; kami dihujani dengan bom, dengan bom bakar, dan ranjau darat dari pesawat. Tetapi ini pertama kalinya saya mengalami pesawat dihujamkan langsung ke arah saya. Anda akan merasa pesawat itu mengincar Anda, terutama apabila pilotnya melihat sekeliling dan Anda berpikir: "dapatkah dia melihat saya?"

Sekian

0 comments: