Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia

7:06 PM Unknown 1 Comments

Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia






            Hai sobat, berjumpa kembali dengan saya. Kali ini masih demgan topik sejarah, kita akan membahas tentang proses masuk dan berkembangnya Hindu-Buddha di Indonesia. Langsung aja yuk kita simak, cekidot.

Preface

            Sejak awal tahun Masehi telah berkembang hubungan perdagangan antara Asia Barat, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur melalui jalur laut.
            Berkembangnya hubungan perdagangan melalui jalur laut tersebut, disebabkan terjadinya peperangan di jalur darat Asia Tengah. Peperangan itu menyebabkan jalur perdagangan darat (jalur sutra) menjadi tidak aman.
            Secara geografis, Indonesia terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada pada jalur pelayaran laut antara Asia Selatan dan Asia Timur. Dengan demikian, Indonesia juga ikut terlibat dalam hubungan perdagangan antara Asia Selatan (India) dan Asia Timur (Cina). Indonesia berperan sebagai tempat transit atau singgah para pedagang dari kedua wilayah tersebut.
            Hubungan perdagangan antara Indonesia dan India telah terjadi lebih dahulu dibandingkan dengan Cina. Hal itu disebabkan system angin di Indonesia lebih memudahkan pelayaran ke India dan Persia daripada ke Cina. Pelayaran dari India ke Indonesia banyak dilakukan dengan menyusuri pantai sehingga tidak selalu menyeberangi Teluk Benggala.
            Orang India diperkirakan telah mengenal Indonesia sebelum tahun Masehi. Hal itu dapat dibuktikan dengan kitab Ramayana yang di dalamnya terdapat nama Jawadwipa (jawa berarti jewawut atau beras, dwipa berarti pulau). Di samping itu, ada lagi kata Suwarnadwipa (suwarna berarti emas, dwipa berarti pulau). Jawadwipa yang dimaksudkan adalah pulau Jawa (karena gudangnya beras), sedangkan Suwarnadwipa yang dimaksud adalah Sumatera (karena banyak menghasilkan emas). Hubungan dagang antara Indonesia dajn India berkembang makin intensif sejak abad ke-2 Masehi. Hubungan dagang antara Indonesia dan Cina baru berkembang pada abad ke-3 Masehi. Bukti tertulis tentang hubungan perdagangan dan pelayaran itu dapat ditelusuri dari laporan perjalanan Fa Hien (Fa Hsien). Ia adalah peziarah dari Cina yang dalam perjalanannya ke India singgah di Jawa (Tarumanegara) pada abad ke-5 Masehi. Bukti lain berasal dari Pendeta Gunawarman yang berlayar dari India ke Cina.
            Bersamaan dengan berkembangnya hubungan dagang antara India dan Indonesia, masuk pula agama dan kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Agama Hindu masuk ke Indonesia sejak abad ke-2 Masehi. Bersamaan dengan masuknya agama Hindu di Indonesia, masuk pula agama dan kebudayaan Buddha. Berita masuknya agama Buddha ke Indonesia bersumber dari seorang pendeta Buddha dari Cina yang bernama Fa Hien. Dari India, Fa Hien berlayar pulang ke Cina. Pada saat berlayar, kapalnya mengalami kerusakan akibat angina topan. Fa Hien terpaksa singgah di Ye-Po-Ti (Jawadwipa). Fa Hien menyatakan bahwa di Ye-Po-Ti banyak dijumpai berhala dan kaum brahmana, sedangkan agama Buddha hampir tidak ada. Hal itu berarti abad ke-5 agama Buddha belum masuk ke Jawa.
Pada abad ke-7, di Indonesia ditemukan prasasti bersifat Buddha yang dibuat oleh raja-raja Sriwijaya. Hal itu menunjukkan bahwa pada abad ke-7 M agama Buddha telah masuk ke Indonesia. Mula-mula yang berkembang adalah aliran Buddha Hinayana. Kemudian pada tahap selanjutnya berkembang aliran Buddha Mahayana. Proses penyebaran agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tidaklah instan, memerlukan waktu dan proses yang panjang. Peroses penyebaran ini belum memiliki satu teori yang pasti sehingga masih berupa hipotesis dari para ahli.
Secara umum, proses penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah yang menyebutkan bahwa agama Hindu-Buddha masuk melalui orang India yang masuk ke Indonesia. Kemudian mereka menyebarkan agama Hindu-Buddha. Bagian kedua adalah yang menyebutkan bahwa agama Hindu-Buddha menyebar di Indonesia oleh orang-orang Indonesia itu sendiri.

Teori Brahmana
By : JC Van Leur

Menurut JC Van Leur, kasta brahmana / orang orang Brahmana adalah yang paling mungkin untuk menyebarkan agama, karena mereka mengerti bahasa sansekerta dan huruf pallawa, sehingga dapat membaca kitab-kitab. Di dalam kitab yang mereka baca terdapat banyak ajaran ajaran tentng agama. Para brahmana datang ke Nusantara diundang oleh penguasa Nusantara untuk menobatkan menjadi raja dengan upacara Hindu (abhiseka = penobatan), selain itu kaum brahmana juga memimpin upacara-upacara keagamaan dan mengajarkan ilmu pengetahuan. Sebab lainnya adalah Para Brahmana diundang ke Nusantara oleh para kepala suku untuk menyebarkan ajarannya pada masyarakatnya yang masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.
Teori ini dilandaskan pada prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau yang hampir semuanya menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Saksekerta. Seperti yang sudah disebutkan diatas, di India, aksara dan bahasa ini hanya dikuasai oleh golongan Brahmana.
Selain itu, teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia karena peran serta golongan Brahmana juga didukung oleh kebiasaan ajaran Hindu. Seperti diketahui bahwa ajaran Hindu yang utuh dan benar hanya boleh dipahami oleh para Brahmana. Pada masa itu, hanya orang-orang golongan Brahmana-lah yang dianggap berhak menyebarkan ajaran Hindu

Kelebihan   :
Di Indonesia, banyak prasasti Hindu-Budha yang menggunakan bahasa sansekerta dan huruf pallawa. Bahasa tersebut pada saat itu hanya dikuasi oleh kaum Brahmana

  1. Kaum Brahmana paling paham ajaran agama Hindu-Buddha, sehingga hanya merekalah yang berhak dan mampu menyebarkannya.
  2. Prasasti pertama di Indonesia menggunakan bahasa Sansekerta yang hanya dikuasai oleh kaum Brahmana.
  3. Kaum Brahmana yang datang untuk mengadakan upacara penobatan memberikan kitab Weda sebagai hadiah bagi sang raja.
  4. Para Brahmana sengaja didatangkan ke Indonesia untuk mengajar di lingkungan istana.
  5. Adanya bukti bahwa terdapat Kampung Keling yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama.

Kelemahan :
Dalam tradasi Hindu-Budha kaum Brahmana pantang menyebrang lautan
Brahmana menurut ajaran tidak diperbolehkan untuk berpergian, mereka bertugas untuk bertapa, mendekatkan diri kepada sang kuasa, di suatu tempat peribadatan.

  1. Mempelajari bahasa Sansekerta sangat sulit, sehingga tidak mungkin dilakukan raja-raja di Indonesia hanya dengan mempelajari kitab Weda.
  2. Brahmana dilarang menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah air, sehingga mendatangkan Brahmana merupakan hal yang tidak mungkin.

Teori Ksatria
By : C.C. Berg, Mookerji, J.L. Moens

Teori ini menjelaskan bahwa agama dan kebudayaan hindu budha datang dibawa oleh golongan ksatria, Hal ini disebabkan kekacauan politik di india, sehingga para ksatria yang kalah melarikan diri ke indonesia. Mereka lalu mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama hindu. Terdapat beberapa ahli yang mengumukakan pendapatnya unutk teori ini. Mereka percaya bahwa teori ini dibawa oleh para kstaria karna mereka memiliki jiwa mengembara yang kuat.
Berikut beberapa pendapat ahli :

1.         C. C BERG
Pada zaman dahulu ,saaat kstaria sampai di Indonesia, mereka diminta untuk membatu salah satu pihak / kelompok untuk menglahkan musuhnya. Dengan sebuah perjanjian yaitu, saat ksatria memenangkan pertarungan maka, ia dapat menekahi perempuan pribumi. Setelah kejadian tersebut dan ksatria dapat memengkan pertarungan tersbut. Ia dapat menikah dengan perempuan pribumi dan dapat dengan mudah menyebarkan ajaran agama Budha/Hindu

2.         Mookerji
Dalam pandangannya,ia menyatakan bahwa para ksatria lah yang memiliki peran dalam proses penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia yang di kemudiannya mereka membangun koloni-koloni yang akhirnya membentuk sebuah kerajaan.

3.         J. L Moens
Ia berpendapat bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan yang berada di Indonesia yang terbentuk pada sekitar awal abad ke-5, memiliki kaitan dengan situasi yang terdapat di India, yaitu hancurnya kerajaan yang berada di India yang menyebabkan parakeluarga kerajaannya melarikan diri ke Indonesia. Nantinya mereka akan berkembang di Indonesia dan kemudian mendirikan kerajaan sendiri.

Kelebihan :
Kaum Ksatria menunjukan rasa semangat dalam berpetualang ke seluruh dunia

  1. Para Ksatria memiliki semangat berpetualang dan menaklukkan daerah lain.
  2. Menurut C.C. Berg, para ksatria terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Apabila menang, mereka akan dinikahkan dengan putri dari kepala suku yang dibantunya. Maka, tradisi Hindu berkembang dengan mudah melalui perkawinan ini.
  3. Menurut Mookerji, para ksatria membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi kerajaan dan menjalin hubungan dengan kerajaan India.
  4. Menurut J. L. Moens, para ksatria yang melarikan diri mendirikan kerajaan baru di Indonesia.

Kekurangan :
·   
  1. Tidak mungkin pelarian kstaria dari India bisa mendapat kedudukan yang tinggi di Indonesia, karena pada saat itu pemimpin di Indonesia adalah orang yang dirasa memiliki kelebihan dibanding yang lain.
  2. Tidak ada bukti yang kuat bahwa penyerangan yang dilakukan India terhadap Indonesia bertujuan untuk menyebarkan agama Hindu.
  3. Kehidupan masyarakat Indonesia tidak sama dengan masyarakat India. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi penguasaan secara mendasar pada aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
  4. Para Ksatria tidak menguasai bahasa Sansekerta
  5. Tidak ditemukan prasasti/peninggalan yang menunjukkan adanya penaklukkan yang dilakukan India.

Teori Waisya
By : N.J. Krom

Menurut teori ini, orang-orang dari kasta waisya lah yang menyebarkan agama hindu dan buddha. Sebagaimana diketahui, bahwa kasta waisya adalah kasta yang terdiri dari para pedagang. Dan pada zaman dahulu (bahkan di beberapa tempat sampai sekarang) kasta ini adalah kasta dengan jumlah anggota terbesar. Para pedagang, mereka mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah) dan enam bulan menetap di Indonesia. Pedagang tersebut selain berdagang juga memperkenalkan agama Hindhu Budha di masyarakat nusantara. Saat ingin kembali ke India, mereka harus menunggu angin musim agar dapat kembali ke India akhirnya selama para pedagang tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi.

Kelebihan :
Banyak Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia dan para pedagang yang berasal dari India dan menyebarkan agama Hindu-Buddha ketika berdagang

  1. Teori ini masuk akal, karena besar kemungkinan agama dan kebudayaan tersebut tersebar melalui interaksi perdagangan.
  2. Ditemukannya perkampungan pedagang India di beberapa daerah di Indonesia (Kampung Keling)

Kelemahan :
·         Jika para pedagang datang, mereka datang ke daerah pesisir pantai, sehingga terjadinya pengaruh agama hindu dan budha di dekat pesisir pantai. Kerajaan-kerajaan yang ditemukan berada di pedalaman yang cukup jauh (bahkan sangat jauh) dari pesisir pantai.
·         Para Pedagang tidak mengerti bahasa Sansekerta dan huruf pallawa. Padahal, semua yang menyangkut tentang keagamaan tertulis dalam kitab agama yang dituliskan dengan bahasa Sansekerta dan huruf pallawa.
  1. Motif bangsa India datang ke Indonesia adalah untuk berdagang, sehingga hubungan sosial yang terbentuk hanya berkisar seputar perdagangan, bukan penyebaran agama.
  2. Mereka lebih banyak menetap di daerah sekitar pantai untuk memudahkan perdagangan. Namun, kerajaan-kerajaan Hindu malah ditemukan di daerah pedalaman. Sehingga, agama ini tidak disebarkan oleh Waisya.
  3. Penghuni Kampung Keling memeiliki kedudukan yang sama dengan warga Indonesia di daerah itu, sehingga pengaruh agama yang mereka bawa tidaklah memberikan perubahan yang besar terhadap penduduk Indonesia.
  4. Kaum Waisya tidak bertugas menyebarkan agama. Mereka pun tidak memahami ajaran agama secara mendalam karena ketidak mampuannya dalam memahami bahasa Sansekerta layaknya kaum Brahmana.
  5. Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu ditemukan tertulis dalam bahasa Sansekerta yang hanya dipahami Kaum Brahmana.

Teori Arus Balik
By : G. Coedes

Teori ini mengatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu/Buddha pengaruh dari masyarakat Indonesia sendiri, yaitu karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam. G. Coedes, pendekung teori ini menyatakan bahwa masyarakat di Indonesia lah yang berperan aktif dalam proses penyebaran agama Hindu-Budha. Orang India yang pertama kali masuk ke Indonesia adalah orang-orang yang memiiliki keinginan untuk menyebarkan agama Hindu-Budha. Kemudian setelah itu, muncul lah tokoh-tokoh masyarakat yang tertarik dengan ajaran Hindu-Budha dan kemudian pergi ke India untuk memperdalam ilmunya mengenai agama Hindu-Budha.
Terlepas dari teori tersebut , orang-orang Indonesia ikut memegang peranan penting dalam masuknya agama dan budaya India. Orang-orang Indonesia yang memiliki pengetahuan dari pada pendeta India kemudian pergi ke tempat asal guru mereka untuk melakukan ziarah dan menambah ilmu mereka. Sekembalinya dari India dengan bekal pengetahuan yang cukup, mereka ikut serta menyebarkan agama dan budaya dengan memakai bahasa mereka sendiri. Ajaran-ajaran yang mereka sebarkan dapat lebih cepat diterima oleh penduduk. Jadi, proses masuknya budaya India ke Indonesia menjadi lebih cepat dan mudah.
Hal lainnya yaitu ketika masyarakat pribumi pergi ke India, penduduk pribumi tertarik akan kesaaman budaya yang dimiliki India-indonesia . Misalnya saja; candi dengan punden berundak, kepercayaan, dan sebagainya.
Orang-orang pribumi pun akhirnya mendalami kebudayaan tersebut, mereka turut menumpang kapal pedagang untuk pergi ke India. Di sana ia pasti bertemu dengan para brahmana, dan akhirnya mendalami agama Hindu-Buddha. Setelah itu mereka pulang dan menyampaikan ilmu yang diperolehnya.

Kelebihan  :
  1. Adanya kemungkinan para bangsawan di Indonesia mengunjungi India untuk belajar agama dan budaya.
  2. Lebih menekankan keaktifan bangsa Indonesia berpartisipasi dalam proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu ke Indonesia.
Kelemahan :
Kemungkinaan orang Indonesia untuk belejar agama Hindu-Budha ke india sulit, karena pada masa itu orang indonesia masih bersifat pasif.

Peta jalur penyebaran agama Hindu-Budha di indonesia


Bukti-Bukti Peninggalan:
  1. Candi Borobudur
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
candi borobudur
  1. Candi Mendut
Ciri-Ciri nya :
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.

Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

Candi Mendut
  1. Kitab Cilpa Sastra, merupakan peninggalan Kerajaan Syailendra yang berisi dasar-dasar pokok membuat candi.
  2. Prasasti Muara Kaman, di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti ini ditulis sekitar tahun 400 Masehi, berisi tentang sejarah Kerajaan Kutai.Prasasti muara kaman
  3. Prasasti Canggal tahun 732 M, di dekat Magelang. Berisi tentang Kerajaan Mataram Hindu dengan Raja Sanjaya.
  4. Yupaprasasti canggal
Yupa adalah prasasti yang dituliskan pada tiang batu. Awalnya, yupa digunakan untuk mengikat kurban, baik hewan maupun manusia yang akan dipersembahkan kepada dewa.
Yupa ditemukan di Kalimantan Timur, pada abad ke-5 yang berisi tentang kisah seorang raja bernama Mulawarman yang baik budiman dan mempunyai kakek bernama Kudungga. Saat pemerintahan Mulawarman, rakyat hidup makmur dan sejahtera. Mulawarman juga memiliki hubungan yang baik dengan kaum Brahmana.
Yupa-di-Kutai
  1. Patung Gajah Mada
Patung ini dibuat untuk mengenang jasa-jasa Patih Gajahmada dalam mempersatukan Nusantara di bawah Majapahit. Pada saat diangkat menjadi Mangkubumi atau Perdana Menteri Majapahit, Gajah Mada mengucapkan sumpah yang bernama “Sumpah Palapa”.
Gajah-Mada_Madakaripura1
  1. Patung Buddha
Ditemukan di Bukit Siguntang, Palembang pada abad ke-2. Patung Buddha merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya sebagai bukti bahwa agama Buddha berkembang dengan baik. Selain itu terdapat juga patung Buddha di Candi Mendut.

budha1

1 comments:

Pursuit of Happiness

1:30 AM Unknown 0 Comments

First Day of School
 
 
 
 
Hari pertama sekolah memiliki dampak yang besar pada cara seseorang menimang masa depan. Banyak kejadian telah terjadi dalam hidupku, beberapa dilupakan, dan beberapa masih kuingat dengan jelas. Pada awal Agustus 2006, aku yang masih kecil dan imut memberanikan diri untuk masuk ke sebuah ruang kecil penuh dengan meja kayu yang berisikan wajah-wajah asing tak dikenal, yang orang tuaku sebut “sekolah”. Aku ingat sebelum memasuki kelas 1, aku adalah anak paling bahagia di seantero planet, ya! paling bahagia, apalagi mengetahui bahwa aku akhirnya akan bisa memakai seragam yaitu baju kemeja putih dan rok merah marun berimpel, dengan menenteng-nenteng botol minum merah jambu dan tas ransel Barbie warna-warni, yes! Aku siap sekolah, Bunda :D
Pada dua puluh menit pertama kedatanganku ke sekolah, aku berdebar-debar, bukan karena semangat tapi takut. Dengan ragu-ragu kulangkahkan kakiku ke dalam ruang kelas, kuhitung jumlah anak-anak yang ada, dan aku pun kewalahan. Beberapa anak malah ada yang berkoseran di lantai dan menangis meraung-raung. Meskipun begitu, aku melihat beberapa orang tua sudah mulai meninggalkan anak-anaknya. Aku takut, tapi Ibuku menatapku dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja dan memberiku kecupan di pipi. Beliau perlahan-lahan berjalan pergi sembari melihat kembali beberapa kali untuk memeriksa apakah aku mulai berbaur dengan anak-anak lain. Untungnya, aku melihat Ayu di ruang kelas, ia adalah tetangga samping rumahku. Kami pun langsung berbaur dan berbincang-bincang, ternyata waktu berjalan cepat dan sudah saatnya untuk pulang. Hari pertamaku di sekolah tidak hanya berjalan sukses tetapi itu merupakan peristiwa besar dalam hidupku dan akan selalu tetap segar dalam ingatan. Hari pertama sekolah itu merupakan awal dari perjuanganku untuk menggapai masa depan dan menjadi pribadi yang membanggakan orang tua, nusa, bangsa, dan agama. Amin.
Keep up the good work, Lubna!


0 comments:

Goodbye, Grandfather

6:47 AM Unknown 0 Comments

Goodbye, Grandfather
 
 
Tahun kemarin, di tengah puncak musim hujan, kakekku meninggal, ia berusia 76 tahun. Aku tahu, itu akan terjadi cepat atau lambat. Aku tahu bahwa aku harus merelakannya, karena tak ada yang abadi di dunia ini, semua akan pergi. Camkan itu, semua akan pergi. Namun ketika aku mendengarnya, mendengar berita memilukan tersebut, rasanya seperti seseorang telah meninju perutku, sakit sekali. Teman-teman dan keluargaku semuanya telah berusaha melakukan yang terbaik, mengirim karangan bunga, mengirim doa dan harapan. Tetapi saat itu, aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara menanggapinya, apa daya aku belum terlalu dewasa, masih belum mengerti arti kehilangan. Saat itu, yang bisa aku lakukan adalah sembunyi, sembunyi dari dunia, rasanya aku ingin menghilang saja. Tetapi hidup harus terus berlanjut, apapun kondisinya.
Beliau telah berjuang begitu keras untuk tetap hidup. Awal tahun 2015, ia jatuh dari kamar mandi dan kepalanya terbentur, yang menyebabkan pendarahan otak dan operasi. Para dokter sudah memvonis bahwa hidupnya tak akan lama lagi.
Aku berusaha tegar dan kuat, menahan derai air mata. Beliau selamat, dengan satu pengorbanan yaitu kehilangan sebagian fungsi otaknya. Butuh waktu, berbulan-bulan, tapi toh ia sembuh juga dan ingat kami. Kami pun menikmati beberapa bulan merajut kenangan indah.
Percakapan terakhir yang kumiliki dengannya adalah dua minggu sebelum beliau pergi. Disitu, di tengah rintik hujan, aku bercerita dengannya, tentang pengalaman hidup dan dampak yang beliau berikan. Aku senang sekali ketika bundaku membiarkan aku dan adikku menginap di rumahnya. Terakhir, aku katakan padanya bahwa aku sungguh berterima kasih atas kasih sayang dan perhatian yang beliau berikan kepadaku dan adikku, dua cucu yang selalu merepotkan. Beliau tertawa dengan renyah dan berkata, "Terima kasih."
Jujur saja, bagian tersulit dari semua ini adalah menerima kenyataan, kenyataan bahwa ia sudah meninggal. Aku tahu dia akan meninggal. Aku tahu bahwa setiap orang akan meninggal, itulah hidup, itulah faktanya. Tapi aku masih marah akan kepergian beliau.
Aku marah, aku merasa belum membuka diri, menghapus batas dan penghalang di antara kami. Memang, kami memiliki ikatan yang hebat, tetapi sebagian besar adalah non-verbal. Ada banyak hal di dunia ini yang memang tidak perlu dijelaskan dengan kata-kata, tidak perlu dengan suara keras, karena hati yang berbicara. Aku seharusnya mengabaikan kekonyolan itu dan berbicara, benar-benar berbicara. Ah, sudahlah, sudah terlambat sekarang.
Meskipun ada banyak hal yang kusesali, aku bersyukur, untuk semua hal yang kami miliki bersama. Aku bersyukur karena beliau telah membentuk dan menunjukkan, siapa diriku yang sebenarnya. Beliau mungkin tidak lagi eksis di bumi ini, tapi semangatnya, cinta dan pengorbanannya tetap hidup dan berakar, tetap abadi, tak lekang oleh waktu. Selamat tinggal, aki…


Grandpa, I Miss You

I know it hurt you;
It hurt me too,
But now that you're gone
All I know is I miss you.

You were there for so long,
I never thought you would leave.
I though you had another year
Waiting up your sleeve
 
The day that you left
Was the saddest of my life.
I remember sitting at home
And crying all day and night
 
I might be selfish
But I wish you were here,
Or if you stayed
For one more year
 
I know you loved me,
And I still love you too.
So I'm trying to be strong
Just for you
 
I know I'm not perfect.
I know I'll never be.
I just hope you're up there
And that you're proud of me.

You had to let go
Even though you were holding on for so long
But there's not a day I don't think of you
And how you were so strong

I just want to tell you
That you're always in my heart
Even though I still cry
I know we're not apart
Thinking of you, Grandpa...

0 comments:

Zaman Batu

6:18 AM Unknown 0 Comments


Zaman Batu

 
Hai sobat, kita bertemu lagi. Kali ini saya akan menerangkan tentang Zaman Batu. Seperti yang sudah pernah saya jelaskan sebelumnya, Zaman Batu adalah masa zaman prasejarah yang luas, ketika manusia menciptakan alat dari batu (karena tak memiliki teknologi yang lebih baik). Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu (terutama flint) dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Istilah ini berasal sistem tiga zaman. Zaman Batu sekarang dipilah lagi menjadi masa Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum dan Megalithikum, yang masing-masing dipilah-pilah lagi lebih jauh.

  1. Palaeolithikum (zaman batu tua)
Ciri – ciri jaman batu tua :
a.             Alat – alat dibuat dari batu (kasar).
b.            Manusianya belum bertempat tinggal tetap.
c.             Berlangsung selama kira – kira 600.000 tahun.
d.            Batu adalah bahan yang sangat utama
 
Jenis – jenis manusia pendukung
1.   Pithecanthropus Erectus.
Ditemukan oleh Eugene Dubois dekat Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo , Ngawi (Madiun). Pertama ditemukan adalah tulang rahang, kemudian  geraham, bagian atas tengkorak, dan tahun 1892 ditemukan geraham lagi dan tulang paha kiri. Volume otak ± 900 cc.  Berjalannya sudah tegak (erectus). Disebut sebagai manusia kera yang berjalan tegak.



2.   Homo Mojokertensis
Diselidiki oleh Von Koenigswald di daerah sepanjang lembah kali Solo, daerah Perning (Mojokerto) selama tahun 1936 – 1941. Pertama ditemukan adalah fosil tengkorak anak –anak dekat Mojokerto. Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
3.   Pithecanthropus Robustus
Fosil ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald tahun 1939 di derah Trinil, Lembah bengawan Solo. Tubuhnya lebih besar dan lebih kuat dari Pithecanthropus Erectus.
4.   Homo Mojokertensis
Diselidiki oleh Von Koenigswald di daerah sepanjang lembah kali Solo, daerah Perning (Mojokerto) selama tahun 1936 – 1941. Pertama ditemukan adalah fosil tengkorak anak –anak dekat Mojokerto. Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
5.   Meganthropus Palaeojavanicus
Ditemukan oleh Von Koenigswald tahun 1941 di desa Sangiran , Sragen, Jawa Tengah. Rahang lebih besar dan kuat dibandingkan Pithecanthropus. Corak kemanusiaan terlihat pada gerahamnya. Makhluk ini dianggap lebih tua dan lebih besar tubuhnya dari Pithecantropus. Memiliki tonjolan kening yang mencolok, tidak memiliki dagu, serta memiliki perawakan yang tegap, dan memiliki tulang pipi yang tebal. Meganthropus Palaeojavanicus hidup 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu.
6.   Homo Soloensis
Pada tahun 1931-1934 ditemukan 11 fosil tengkorak di dekat desa Ngandong , Lembah Bengawan Solo oleh Von Koenigswald dan Weidenreich. Makhluk ini lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus, bahkan sudah dapat disebut sebagai manusia.
7.   Homo Wajakensis
Fosil yang ditemukan di Wajak  termasuk Homo Sapiens, dekat daerah Tulungagung. Fosil ini ditemukan oleh Van Rietschoten pada tahun 1889 dan diselidiki pertama kali oleh Dubois. Fosil yang ditemukan terdiri atas tengkorak, rahang bawah, dan beberapa ruas leher. Muka datar dan lebar. Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol. Dahinya agak miring Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang.Mukanya lebih Mongoloid karena sangat datar dan pipinya menonjol ke samping. Termasuk ke dalam Homo Sapiens.

 
 
Kebudayaan
A.    Kebudayaan Pacitan
Kapak Genggam (Chopper)
Fungsinya :
Ø  Alat menumbuk biji – bijian
Ø  Membunuh binatang buruan.
Ø  Membuat serat – serat dari pepohonan.
Ø  Senjata menyerang lawannya
Ø  Menetak dan memotong.

 
 
B.    Kebudayaan Ngandong
Alat – alat dari tulang
Fungsinya :
Ø  Mengorek ubi
Ø  Untuk berburu (ujung tombak)
Ø  Menangkap ikan
Ø  Mengumpulkan buah – buahan
Flakes
Fungsinya :
Ø  Untuk mengupas
Ø  Menguliti binatang
Ø  Berburu.
 

Hasil Kesenian
Ø   Arca
Ø   Ukiran – ukiran di tulang
Ø   Lukisan pada dinding gua.


 

2.   Mesolithikum (zaman batu tengah)
Ciri – cirinya :
  1.  Hidupnya mengembara sebagai pemburu.
  2. Mengumpulkan makanan dari alam (Food Gathering).
  3. Tinggalnya di dekat pantai dan di dalam gua.
  4. Sebagian sudah tinggal menetap
 
Hasil kebudayaan

  1. Kjokkenmoddinger
Kjokken = dapur, modding = sampah , bisa disebut sebagai sampah – sampah dapur. Banyak ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut, Aceh, dan Medan
  1. Pebble (Kapak Sumatra)
Terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibelah
c.   Hache Courle (Kapak Pendek)
Bentuknya setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecahkan batu, dan tidak diasah. Digunakan untuk menggiling makanan
  1. Abris Sous Roche

Gua yang dipakai sebagai tempat tinggal. Contoh Gua Lawa dekat Sampung(Ponorogo), Gua di Sulsel (Toala).


 

 
3.   Neolithikum (zaman batu muda
Ciri- cirinya :
      Cara hidup dengan food producing
      Telah mengenal bercocok tanam dan beternak
      Sudah bertempat tinggal menetap
      Sudah mengenal pembagian kerja.
      Hidup berkumpul.
      Alat- alat sudah diasah
Hasil kebudayaan
1)      Kapak Persegi
Fungsinya :
Ø   untuk memahat.
Ø   untuk mencangkul.
Ø   untuk memotong.
Jenisnya ada beliung / cangkul (besar), tarah (kecil), kapak bahu, dan batu asahan. Terutama didapatkan di Sumatra , Jawa, dan Bali. Bahan yang biasa digunakan adalah batu api dan chalcedon.
 
2)      Kapak Lonjong
Fungsinya :
Ø   untuk upacara adat.
Ø   untuk berburu
Ø   untuk memecah.
Jenis – jenisnya antara lain Walzeinbeil (besar biasa), Kleinbeil (kecil). Banyak ditemukan di Irian, Kep. Tanimbar, Minahasa.
3)      Perhiasan
4)      Pakaian (Kulit Kayu dan menenun)
5)      Tembikar.

4.   Megalithikum (zaman batu besar
  1. Menhir
Bentuknya seperti tiang atau tugu, didirikan untuk tanda peringatan dan melambangkan arwah nenek moyang.
  1. Dolmen
  2. Sarcophagus
      Bentuknya seperti palung atau lesung tetapi mempunyai tutup
  1. Kubur batu
  2. Punden berundak
  3. Arca – arca






 
 

 

 

0 comments: